Link

Senin, 29 November 2010

Jujur (Keselarasan Antara Ucapan dan Perbuatan)

KESELARASAN ANTARA UCAPAN DAN PERBUATANŸš


2.  Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?
3.  Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Terjemah Surat As-Saff diatas menerangkan tentang ketidaksenangan Allah terhadap orang yang berkata tentang sesuatu kebaikan tetapi tidak mengerjakannya.
Pada Ayat 2 diawali dengan menyebut orang – orang yang beriman . panggilan yang mengandung penghormatan yang tinggi. Tetapi Allah mengiringinya dengan pertanyaan yang mengandung keheranan dan keingkaran. Kamu mengaku orang beriman dan Tuhanpun telah memanggil kamu dengan panggilan yang penuh dengan penghormatan itu. Tetapi kamu ternyata mengatakan apa yang tidak pernah dikerjakan. Patutkah sikap itu timbul dari orang yang telah mengatakan beriman kepada Allah.
Orang yang sering berkata atau sering berjanji tapi tidak dipenuhi janjinya, maka oleh nabi dikelompokkan sebagai orang munafik, seperti dalam hadits yang berasal dari Abi hurairah;
Bahwa rasulullah SAW. bersabda: “Tanda – tanda orang munafik itu ada 3, jika berkata – kata dia dusta, jika berjanji menyalahi, dan jika dipercaya berkhianat.” (HR. Bukhori – Muslim )
Kemudian dilanjutkan pada ayat 3 , Allah sangat membenci orang yang apabila berkata tapi tidak berbuat , apa yang diucapkannnya tidak sesuai dengan perbuatannya. Tidak layak orang yang beriman bersikap seperti itu.
1.  Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu Telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.
92.  Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain Sesungguhnya Allah Hanya menguji kamu dengan hal itu. dan Sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.
kaum muslimin yang jumlahnya masih sedikit itu Telah mengadakan perjanjian yang Kuat dengan nabi di waktu mereka melihat orang-orang Quraisy berjumlah banyak dan berpengalaman cukup, lalu timbullah keinginan mereka untuk membatalkan perjanjian dengan nabi Muhammad s.a.w. itu. Maka perbuatan yang demikian itu dilarang oleh Allah s.w.t.
Dalam Ayat 91 Allah memerintahkan agar orang mukmin selalu menepati janji yang dibuatnya, baik janji kepada Allah berupa nazar ataupun janji yang dibuat antara sesame manusia, baik kepada orang islam maupun orang kafir. Hal ini karena janji itu akan ditagih oleh Allah SWT.
Dalam ayat ini Allah pula melarang merusak sumpah yang telah diucapkan. Sebab pada dasarnya, sumpah itu sama dengan janji. Allah akan memberi balasan kebaikan bagi yang menepati janjinya dan akan memberikan sanksi bagi yang merusaknya
Dalam ayat 92 Allah menggambarkan orang yang tidak menepati janji dan melanggar sumpahnya. Bagaikan seorang yang telah susah payah memintal benang untuk ditenun dijadikan kain, kemudian dirusak sendiri menjadi cerai berai. Tentu hal ini akan menyusahkan sendiri bila ia bermaksud untuk memintalnya kembali. Jangan sekali – kali sumpah itu dijadikan sebagai alat untuk menipu orang lain. Kalaupun sumpah itu bisa dijadikan alat untuk menipu orang lain, itu sebetulnya hanya ujian dari Allah SWT. dan kelak dihari kiamat Allah akan menjelaskan segala perbuatan yang berbeda dari ajaran-ajarannya.
Seperti juga telah dijelaskan dalam sebuah hadits nabi tentang perintah untuk jujur
Rasulullah SAW. bersabda , “Berpeganglah kamu dengan kejujuran karena kejujuran itu membawa kebajikan. Dan sesungguhnya kebajikan itu membawa (orang yang jujur) ke surge. Seseorang senantiasa dan berusaha untuk jujur , Allah akan mencatatnya sebagai orang yang sangat jujur. Hindarilah perbuatan dusta karena dusta itu membawa kepada kejahatan. Dan kejahatan akan membawa ( Pendusta ) ke Neraka. Seorang yang senantiasa dan terus berdusta. Allah akan mencatatnya sebagai pendusta besar.” (HR.Al Bukhari)
Hadits itupun menjelaskan keharusan untuk meninggalkan perbuatan dusta dan menjelaskan pula dampaknya. Yaitu bahwa perbuatan dusta akan selalu membawa kepada kejahatan dan kejahahatan merupakan jalan yang mengantarkan seseorang keneraka.
Kejujuran dan kedustaan, kedua – duanya dapat diusahakan oleh seorang. Bila seseorang selalu berbuat jujur dan berusaha untuk jujur, maka akan dicatat oleh Allah menjadi orang yang jujur. Begitu juga sebaliknya, bila seseorang selalu berbuat dusta dan selalu berkeinginan untuk dusta maka akan dicatat disisi Allah sebagai pendusta, jadi jujur dan dusta bukan merupakan takdir dari Allah SWT. yang manusia hanya menerimanya saja.
KESIMPULAN
*    Allah Sangat murka terhadap orang yang pandai berbicara, tapi tidak melaksanakannya.
*    Orang yang pandai berbicara tapi tidak pandai berbuat hanya menjadikan dirinyabahan olok – olokan orang lain dan diianggap tidak mempunyai pendirian yang teguh.
*    Keselarasan antara ucapan dan perbuatan dibuat oleh manusia itu sendiri, oleh karena itu janji dan sumpah wajib ditepati dan menepati keduanya termasuk jujur.
*    Merusak janji akan menyusahkan diri sendiri sebab tak ubahnyaseperti orang yang memintal benang yang kokoh menjadi cerai berai dan sangat sulit merapikannya kembali.
*    Jujur pangkal kebahagiaan dan dusta adalah pangkal kesengsaraan
*    Sifat jujur harus dibiasakan sehingga menjadi sikap yang mewarnai tingkah laku seseorang.
*    Sifat dusta harus diusahakan untuk dihindari dalam segala hal sehingga tidak menjadi sikap yang melekat dalam diri seseorang.


sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar